LAPORAN & TUGAS PRAKTIKUM LINUX
Modul III
“KONSEP JARINGAN TCP/IP DAN SUBNETTING”
Disusun Oleh:
Rega Dian Naralia Sari
123080026
Plug 11
Assisten:
I Putu Jistha M.
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERTAS PEMBANGUNAN NASIONAL “V” YOGYAKARTA
2010
BAB I
DASAR TEORI
Jaringan dalam bidang komputer dapat diartikan sebagai dua atau lebih komputer yang otonom dihubungkan dengan media transmisi atau komunikasi dengan menggunakan suatu standarisasi sehingga dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi. Jaringan tersusun atas beberapa host yang terhubung melalui perangkat jaringan, yaitu ;
- TCP/IP : TCP/IP merupakan protokol yang digunakan hampir semua sistem operasi dan merupakan standart umum dari internet. Dalam TCP/IP terdapat protokol-protokol kecil yang menangani suatu model transfer data tertetu antara lain ; SMPT, FTP, Telnet dan lain-lain.
- NetBIOS : merupakan protokol yang dikembangkan oleh IBM.
- AppleTalk : protokol yang berjalan pada sistem operasi Machintosh.
- IPX : protokol yang digunakan oleh NetWare.
- NETBUI : protokol yang dikembangkan oleh Microsoft untuk sistem operasi Windows.
Konfigurasi fisik dari host yang terhubung dibedakan atas beberapa macam antara lain :
1. Topologi Bus
Terdapat sebuah kabel pusat sebagai media transmisi utama. Data yang melewati media transmisi dapat langsung menuju ke host yang dituju tanpa melewati host yang lain. Sistem akan terputus apabila media transmisi utama terputus, sehingga terjadi gangguan pada semua host.
2. Topologi Ring
Pada sistem ini digunakan metode token passing yaitu metode dimana data yang dikirim secara berputar melalui node ke node sampai data terkirim ke hist yang dituju. Data yang mengalir pada media transmisi berjalan satu arah.
3. Topologi Star
Tipe jaringan ini menggunakan konsentrator untuk mengkoneksikan keseluruhan node. Konsentratornya dapat berupa hub atau switch dan biasanya menggunakan kabel UTP. Apabila suatu node terganggu, jaringan secara keseluruhan tetap dapat berjalan.
Tujuan utama dari pembuatan sebuah jaringan adalah agar satu komputer dengan komputer lain dapat saling berkomunikasi. Dengan semakin banyaknya sistem operasi yang berkembang dan semain beragamnya aplikasi yang ada sehingga diperlukan sebuah standarisasi bahasa untuk komunikasi komputer yang satu dengan yang lain,yaitu seperti Transmision Cotrol Protocol/Internet Protocol yang terdiri dari beberapa layer ;
1. Layer Network Interface
Adalah layer yang berhubungan dengan media atau perangkat keras dimana yang menghubungkan antara perangkat keras dengan perangkat lunaknya.
2. Layer IP
Menangani pengalamatan suatu host kmputer dalam jaringan dengan menggunakan IP address
3. Layer TCP
Menangani pengalamatan suatu service port pada suatu host.
4. Layer Aplication
Layer yang berhubungan langsung dengan aplikasi yang berjalan pada host.
IP Address
IP Address adalah alamat yang diberikan kejaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.01 atau dimisalkan berformat w.x.y.z. IP address adalah protokol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi di dalam jaringan.
IP address memiliki kelas-kelas seperti pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Kelas-kelas IP address
Kelas | Range | Network ID | Host ID | Default Subnet Mask |
A | 1-126 | w | x.y.z | 255.0.0.0 |
B | 128-191 | w.x | y.z | 255.255.0.0 |
C | 192-223 | w.x.y | z | 255.255.255.0 |
catatan: masih ada kelas D yang jarang digunakan, dan ada IPV6 yang bakal digunakan jika IPV4 ini sudah tida mencukupi.
Misalnya Ada IP 192.168.0.100 maka termasuk IP Address Kelas C
Subnetting
Jika seorang pemilik sebuah IP Address kelas B misalnya memerlukan lebih dari satu network ID maka ia harus mengajukan permohonan ke internic untuk mendapatkan IP Address baru. Namun persediaan IP Address sangat terbatas karena banyak menjamurnya situs-situs di internet.
Untuk mengatasi ini timbulah suatu teknik memperbanyak network ID dari satu network yang sudah ada. Hal ini dinamakan subnetting, di mana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan.
Sebagai contoh, misal di kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. maka dapat di hitung dengan rumus 256-224=32. maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32, 64, 128, 160, dan 192. Dengan demikian kelompok IP address yang dapat dipakai adalah:
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Atau akan lebih mudah dengan suatu perumusan baik dalam menentukan subnet maupun jumlah host persubnet.Jumlah subnet = 2n-2, n = jumlah bit yang terselubung
Jumlah host persubnet = 2N-2, N = jumlah bit tidak terselubung
Sebagai contoh, misalnya suatu subnet memiliki network address 193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. Maka:
Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0 dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224 atau 11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet = 23-2 = 6.
Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0 dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224 atau 11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet = 23-2 = 6.
Sedangkan untuk jumlah host persubnet adalah 30, ini didapat dari 5 bit yang tidak terselubung, maka N = 5 dan akan didapat: jumlah host per subnet = 25-2 = 30.
BAB II
LAPORAN DAN TUGAS
· Subnetting
Contoh soal :
a. 192.168.0.1 30 host ?
Jawab :
2n - 2 ≥ host
2n - 2 ≥ host
25 - 2 ≥30
IP nya dari 192.168.0.1 – 192.168.0.30
Kelas :
NP + HP = 32
NP + 5 = 32
NP = 27, /27 berarti terdapat di kelas C
Netmask nya
255.255.255.(256-32)
255.255.255.224
b. 192.168.2.0 /24 host 60 ?
Jawab :
2n - 2 ≥ host
25 - 2 ≥ 60
IP nya dari 192.168.2.1 – 192.168.2.62
Kelas :
NP + HP = 32
NP + 6 = 32
NP = 26, /26 berarti terdapat di kelas C
Netmask nya
255.255.255.(256-64)
255.255.255.192
c. 192.168.2.0 /24 host 15 ?
Jawab :
2n - 2 ≥ host
25 - 2 ≥ 15
IP nya dari 192.168.2.1 – 192.168.2.30
Kelas :
NP + HP = 32
NP + 5 = 32
NP = 27, /27 berarti terdapat di kelas C
Netmask nya
255.255.255.(256-32)
255.255.255.224
· Tugas
Soal : Ada IP 192.168.10.0 dibagi menjadi 5 kelas. Berapa range valid di tiap host dan berapa subnet tiap host?
Jawab :
192.168.10.0 dibagi menjadi 5 kelas :
a. Lab Jaringan : 30
b. Lab Komp : 30
c. Lab Digital : 18
d. Lab Mulmed :30
e. Lab Basdat :30
berarti :
2n - 2 ≥ H
25 - 2 ≥ 30
Network nya :
1. 192.168.10.0
2. 192.168.10.32
3. 192.168.10.64
4. 192.168.10.96
5. 196.168.10.128
6. 196.168.10.160
Netmask nya :
255.255.255.(256-32)
255.255.255.224
Kelas :
NP + HP = 32
NP + 5 = 32
NP = 27, /27 berarti terdapat di kelas C
Range valid tiap host :
1. 192.168.10.1 – 192.168.10.30 /27
2. 192.168.10.33 – 192.168.10.62 /27
3. 192.168.10.65 – 192.168.10.94 /27
4. 192.168.10.97 – 192.168.10.126 /27
5. 192.168.10.127 – 192.168.10.158 /27